Press "Enter" to skip to content

Posts tagged as “bola net”

Sifat Pogba Yang Keras Kepala

0

Prediksimafiabola.com - Ole Gunnar Solskjaer membuka kemungkinan untuk mengubah posisi Paul Pogba di sisa musim ini. Pogba tidak dianggap optimal meski bermain di posisi yang ideal. Pogba telah mengalami beberapa perubahan posisi sejak dibawa ke Old Trafford dari Juventus pada 2016. Di era Jose Mourinho, ia sering bermain di posisi yang lebih bertahan di lini tengah.

Opsi itu membuat kemampuan Pogba dalam menyerang dianggap tak bisa tersalurkan dengan baik. Kedatangan Solskjaer membawa perubahan.

Pemain 26 tahun itu diberi keleluasaan oleh Solskjaer untuk menyerang. Hasilnya, ia mampu tampil gemilang dengan torehan sembilan gol di 12 laga awal bersama manajer asal Norwegia ini.

Baca juga: Mengapa Gerrard Dijuluki Kapten Fantastis

Tapi, seiring berjalannya waktu, performa Pogba kembali menurun. Di 10 laga terakhir Setan Merah, ia hanya mengemas dua gol, itupun dari titik putih.

Situasi itu kembali memunculkan persepsi bahwa MU belum mampu mengoptimalkan potensi Pogba dengan baik. Terkait hal ini, Solskjaer mengaku telah berbicara dengan pemain kelahiran Lagny-sur-Marne tersebut.

Solskjaer menegaskan tak bisa selalu memainkan Pogba di posisi yang diinginkan sang pemain. Manajer berjuluk The Baby-Faced Assassin itu menjelaskan seluruh pemain Setan Merah harus tampil sesuai dengan kebutuhan tim.

"Setiap orang memiliki pendapat tentang Paul. Dan tentu saja, bersama dengan Paul, kami telah duduk dan membahas posisinya. Kami tahu ia bisa bermain di posisi nomor 10 atau enam," tutur Solskjaer dilansir dari Sportskeeda.

"Kami tahu ia bisa bermain di posisi yang disukainya, sebagai satu dari tiga pemain di lini tengah, yang tampil menyerang, seperti di awal kedatanganya, seperti yang telah ia lakukan bersama Juventus," ujar dia.

"Bersama timnas Prancis, ia bermain sebagai satu dari dua menyuplai bola, atau satu dari dua gelandang tengah dengan N'Golo Kante. Jadi, di posisi itulah bagusnya Paul," ujar Solskajaer.

MU tinggal menyisakan lima laga di Liga Inggris. Yakni, menghadapi Everton, Manchester City, Chelsea, serta Huddersfield Town dan Cardiff City. Kiprah Setan Merah di Liga Champions sudah terhenti.

Pogba pun akan dimaksimalkan di lima laga itu.

"Dia bisa melakukan dua-duanya. Dan apa yang harus kami lakukan dengan semua pemain adalah menyesuaikan dengan pertandingan dan apa yang dibutuhkan oleh pertandingan itu," dia menegaskan.

Ambisi Pep Guardiola Bawa M.City Ukir Quadruple

0

Prediksimafiabola.com - Pep Guardiola tidak bisa membawa Manchester City ke empat atau empat gelar juara musim ini. Meski begitu, Guardiola tidak akan menyerah dan akan mencoba lagi musim depan.

Man City gagal lolos ke semifinal Liga Champions musim ini. Mereka disingkirkan Tottenham Hotspur karena kalah agresivitas gol tandang, setelah agregat sama kuat 4-4.

Namun, City masih bisa meraih treble winner pada musim ini. Mereka bersaing ketat dengan Liverpool di Premier League, juga telah lolos ke final Piala FA dan sudah menjuarai Piala Liga Inggris.

"Di profesi saya, saya tak mungkin mengatakan jika saya tak ingin menang. Jika saya kalah, itu karena lawan mengalahkan saya atau mengalahkan kami," kata Guardiola seperti dikutip FourFourTwo.

"Saya takkan melepas kompetisi apa pun, meski mungkin pada masa depan persaingannya akan jadi semakin sulit. Siapa yang tahu apa yang akan terjadi pada masa depan," lanjut pria asal Spanyol tersebut.

"Masa sekarang adalah permainan ini dan saya akan mencoba. Saya akan bermimpi musim depan berjuang untuk empat gelar. Itu impian saya," papar Pep Guardiola.

Baca juga : Sejarah Buruk Gerrard Jadi Kapten Piala Dunia 2014

Kembali Bersua Tottenham Hotspur

Manchester City akan menjamu Tottenham Hotspur dalam laga lanjutan Premier League. Menghadapi lawan yang baru saja menjegal mereka di Eropa, bagaimana City akan bereaksi?

Guardiola berharap kegagalan di Liga Champions bisa menjadi motivasi para pemainnya untuk tampil lebih baik, terutama saat melawan Tottenham nanti.

"Sebelum laga, Anda tak tahu bagaimana Anda akan bermain," ujar Guardiola. "Anda tak pernah tahu bagaimana Anda akan bereaksi."

"Namun, kami sudah pernah tersingkir (dari Liga Champions) dan bereaksi dengan baik. Saya menginginkan hal yang sama dari para pemain saya - meski sakit, dalam situasi sulit, karena kami profesional."

"Itulah kenapa kami berada di klub yang hebat ini. Kami harus melakukannya lagi," tegasnya.

Lawan Terberat Barca Adalah Liverpool

0

Prediksimafiabola.com - Barcelona Legenda tim nasional Spanyol Carles Puyol mengatakan Barcelona akan menghadapi pertandingan ketika mereka menghadapi Liverpool di semi final Liga Champions. Saya juga tidak bisa menunggu untuk melihat pertandingan Barca melawan The Reds.

Barcelona lolos ke semifinal Liga Champions setelah menyingkirkan Olympique Lyon dan Manchester United. Sementara itu, Liverpool melewati adangan Bayern Munchen dan FC Porto.

Kedua tim kemudian bertemu pada babak empat besar. Leg pertama digelar di Camp Nou pada 2 Mei mendatang. Selang sepekan, giliran Liverpool yang menjamu Barca di Anfield.

"Barcelona sudah sangat bagus di Liga Champions dan juga di semua kompetisi lainnya. Mereka memainkan sepak bola yang sangat bagus dan mereka memiliki peluang untuk memenangkan segalanya," kata Puyol di Soccerway.

Baca juga : Valverde Sangat Memuji Messi

“Barcelona adalah salah satu favorit untuk Liga Champions karena hanya ada empat tim yang tersisa. Ini akan menjadi semifinal yang sangat sulit melawan Liverpool karena mereka memiliki musim yang hebat, tetapi para penggemar ingin melihat pertandingan seperti ini, itulah inti dari Liga Champions," lanjutnya.

Selalu Ingin Bikin Sejarah Menurut Puyol, Barcelona memiliki gaya permainan yang tak bisa diubah. Ia juga memuji generasi saat ini yang dipimpin Lionel Messi.

“Para pemain telah datang dan pergi, tetapi gaya Barcelona tetap sama. Mereka memiliki generasi pemain hebat yang telah membuat hasil luar biasa. Yang paling penting adalah ambisi klub untuk terus membuat sejarah,” Puyol menambahkan.

Carles Puyol membela Barcelona pada 1999–2014. Ia mencatatkan 593 penampilan dengan koleksi 18 trofi juara.

Lepas Luka ke Real Madrid Syarat dari Eintracht Frankfurt

0

Prediksimafiabola.com - Sahabat pecinta bola kali ini prediksimafiabola.com akan membahas Pelepasan Lukas yang di inginkan Eintracht ke real madrid. Penasaran kan bagaimana critanya berikut di bawah ini.

Eintracht Frankfurt siap mengantarkan Luka Jovic ke Real Madrid, tetapi dalam kondisi baik. Frankfurt meminta para pemain untuk menggantikan peran Jovic di timnya. Klub Jerman Eintracht Frankfurt memahami bahwa sulit bagi mereka untuk tidak mengirim Luka Jovic ke Real Madrid. Jovic, pemain depan Serbia berusia 21 tahun, dilaporkan akan segera menyamar di Los Blancos.

Pedro, 19 tahun, merupakan pemain jebolan La Fabrica (akademi Real Madrid). Dia bahkan mendapatkan julukan Ibrahimovic La Fabrica karena produktivitasnya.

Saat ini, Pedro main untuk Real Madrid B. Frankfurt ingin meminjam pemain muda Madrid tersebut dengan opsi pembelian kembali oleh Real Madrid.

Masalahnya, seperti dilansir as, apakah Real Madrid siap melepas pemain muda yang penuh harapan tersebut?

Berkembang

Frankfurt mmeyakini Pedro bisa berkembang di Jerman. Apalagi klub ini punya tradisi untuk membangun pemain muda.

Klub ini puya struktur yang bagus. Tekanan yang lebih sedikit membuat mereka leluasa untuk mengembangkan pemain muda.

Baca juga : Prediksi Real Madrid vs Athletic Bilbao 21 April 2019

Pedro dinilai sangat cocok untuk bermain di Bundesliga. Dia punya postur tinggi (196 cm), tapi juga lincah saat mengontrol bola.

Saat ini, Pedro menjadi top skorer di kategori pemain U-19. Dia mencetak 17 gol di segunda dan 21 gol di UEFA Youth League.

Real Madrid tentu berat hati melepaskan salah satu pemain berbakat mereka. Meski begitu, Pedro juga bisa berkembang kalau main di Bundesliga.

Real Madrid juga pernah meminjamkan Jesus Vallejo di Frankfurt dan puas dengan perkembangannya.

Valverde Sangat Memuji Messi

0

Prediksimafiabola.com - Pelatih Barcelona Ernesto Valvede tidak memiliki kata-kata untuk memuji pemain bintangnya, Lionel Messi. Baginya, sosok Messi di dunia sepakbola begitu mengejutkan sehingga semua penghargaan pantas mendapatkannya.

Messi memang berhasil menorehkan karier yang begitu gemilang di dunia sepakbola. Ia terus memberi kontribusi besar kepada Barcelona dari musim ke musim. Pada musim 2018-2019 sendiri, pemain berjuluk La Pulga itu telah membukukan 45 gol dan 21 assist dari 42 pertandingan bersama Blaugrana –julukan Barcelona– di berbagai kompetisi.

Dengan kondisi ini, Messi tentu saja selalu memainkan peran besar di Barcelona. Baru-baru ini, ia bahkan berhasil memberi kontribusi besar kepada tim raksasa Spanyol itu yang akhirnya membuat Barcelona melenggang ke babak semifinal Liga Champions.

Kala bersua Manchester United di leg II perempatfinal Liga Champions 2018-2019, Messi berhasil mencetak dua gol dari kemenangan 3-0. Berkat dua gol pentingnya tersebut, Barcelona pun menyingkirkan Man City dengan agregat skor 4-0.

Baca juga : Prediksi Real Madrid vs Athletic Bilbao 21 April 2019

Valverde sendiri mengaku selalu takjub menyaksikan kelihaian Messi mengolah si kulit bundar di atas lapangan. Dengan semua yang telah diberikan, ia menilai sosok pemain berpaspor Argentina itu layak dianggap pemain terbaik dunia. Valverde tentu saja mengharapkan peran besar lain dari Messi di laga Barcelona selanjutnya, termasuk pada akhir pekan ini kala menjamu Real Sociedad dalam pekan ke-33 Liga Spanyol 2018-2019 yang berlangsung Minggu 21 April 2019 dini hari WIB.

"Saya ingin memiliki bermacam-macam kata, tetapi apa yang bisa saya katakan tentang Messi? Ia memecahkan semua rekor dan yang masih akan dia pecahkan sendiri. Dia membuat publik selalu mengharapkan sesuatu yang istimewa darinya, dan dia (selalu) memberikannya. Semua tahu siapa dirinya, apa arti dirinya dari sudut pandang global dan kami menikmatinya," ujar Valverde, sebagaimana dikutip dari Goal, Sabtu (20/4/2019).

Sejarah Buruk Gerrard Jadi Kapten Piala Dunia 2014

0

Prediksimafiabola.com - STEVEN Gerarrd diangkat sebagai kapten Tim Nasional Inggris pada Agustus 2010, tepatnya ketika The Three Lions, nama panggilan Inggris, menang 2-1 atas Hongaria dalam pertandingan uji coba. Setelah menunggu dua tahun, Gerrard akhirnya diangkat menjadi kapten permanen ketika Inggris selesai di Piala Eropa 2012.

Di Piala Eropa 2012, hasil yang didapat Inggris tidak buruk-buruk amat. Saat itu, mereka sanggup keluar juara grup, sebelum akhirnya disingkirkan finalis Piala Eropa 2012, Italia, via adu penalti di perempatfinal. Meski begitu, momen paling ditunggu-tunggu Gerrard ialah memimpin Wayne Rooney dan kawan-kawan di Piala Dunia 2014. Akan tetapi, Gerrard datang ke turnamen empat tahunan tersebut dalam kondisi yang kurang baik. Hal itu karena kegagalan Liverpool mengangkat trofi Liga Inggris 2013-2014 setelah kalah bersaing dari Manchester City.

Datang dengan mental yang kurang apik, nyatanya merembet ke performa Inggris secara keseluruhan. Bayangkan saja, Inggris yang berstatus sebagai kandidat jawara Piala Dunia 2014 langsung tersingkir di fase grup.

Baca juga : Prediksi Cardiff City vs Liverpool 21 April 2019

Bahkan kepastian tersingkir setelah mereka baru melakoni dua pertandingan! Saat itu Inggris berturut-turut tumbang 1-2 dari Inggris dan Uruguay. Pada laga terakhir, Inggris hanya bermain 0-0 kontra Kosta Rika sehingga harus puas finis sebagai juru kunci Grup D dengan koleksi satu angka.

Karena itu, 2014 bak bencana bagi Gerrard. Selain gagal mengantarkan Liverpool ke tangga juara Liga Inggris 2013-2014, Gerrard juga tak mampu membawa The Three Lions –julukan Inggris– melaju jauh di Piala Dunia 2014.

etelah kegagalan di Piala Dunia 2014, Gerrard pun memutuskan pensiun dari Timnas Inggris pada 21 Juli 2014. Selama 14 tahun (2000-2014) membela Inggris, Gerrard turun di 114 pertandingan dengan koleksi 21 gol.

Prestasi terbaik Gerrard bersama Inggris ialah meloloskan sang negara ke perempatfinal Piala Dunia dan Piala Eropa. Tepatnya lolos ke perempatfinal Piala Dunia 2006, serta Piala Eropa 2004 dan 2012.

Mengapa Gerrard Dijuluki Kapten Fantastis

0

Prediksimafiabola.com - Nama Steven Gerrard tentu tidak asing bagi penggemar Liverpool. Gerrard adalah kapten Liverpool yang memiliki masa tinggal terlama di Anfield. Dia bahkan mendapat julukan sebagai kapten yang fantastis. Dinamakan kapten pada 15 Oktober 2003, Gerrard melakukan perjalanan panjang dengan gelang kapten dari Liverpool.

Selama 12 tahun, pria berpaspor Inggris itu memimpin Liverpool di lapangan hijau. Kala itu Gerard Houllier adalah pelatih yang menunjuk Gerrard sebagai kapten. Banyak yang meragukan Gerrard sebagai kapten karena kala itu ia masih berusia muda, 23 tahun.

Akan tetapi keraguan itu mulai terpatahkan. Ia justru mampu menjadi sosok legendaris yang kini tak pernah lepas dari klub berjuluk The Reds itu. Pertandingan pertama Gerrard sebagai kapten adalah saat Liverpool melawan Olimpija Ljubljana di ajang Piala UEFA 2003-2004.

Awal karier Gerrard sebagai kapten pun tak berjalan mulus. Pada musim pertamanya sebagai kapten, Liverpool tak memiliki gelar satu pun. Namun pada musim kedua sebagai kapten, hasil berbeda mampu diraih. Gerrard mengantarkan timnya meraih gelar juara di Liga Champions 2004-2005 setelah mengalahkan AC Milan.

Baca juga : Prediksi Real Madrid vs Athletic Bilbao 21 April 2019

Pada momen itu pula, Gerrard tampil menjadi pahlawan bagi Liverpool. Pasalnya kala itu, Liverpool sempat tertinggal 0-3 di babak pertama. Namun, Gerrard mampu membangkitkan motivasi rekan-rekannya dengan mencetak gol pertama untuk memperkecil ketertinggalan.

Tanpa disangka gol pertamanya itu mampu membawa Liverpool kembali menambah dua gol dan keadaan jadi imbang 3-3. Liverpool kemudian keluar sebagai juara setelah menang adu penalti 3-2 atas Milan.

Pada momen adu penalti tersebut, Gerrard juga mengambil peran besar. Ia menjadi pengambil penalti terakhir yang merupakan bentuk tanggung jawab terhadap tim sebagai kapten. Niat baik itu pun membuahkan gelar juara. Bahkan bukan hanya itu saja, Gerrard juga dinobatkan sebagai pemain terbaik di Liga Champions 2004-2005.

Setelah momen tersebut, nama Gerrard semakin dielu-elukan. Keajaiban Gerrard sebagai kapten Liverpool pun semakin bersinar. Puncaknya, ia dijuluki kapten fantastis karena pencapaiannya yang luar biasa.

Ia merupakan satu-satunya pesepakbola yang mampu mencetak gol di final Piala FA, final Piala Liga, final Piala UEFA, dan final Liga Champions. Rekor itu pun masih bertahan hingga saat ini. Karena pencapaiannya tersebut, Gerrard semakin dikenal dengan sebutan kapten fantastis.

Panggung Drama Liga Champions

0

Prediksimafiabola.com - Juara LIGA 2018-2019 akan dicatat dalam sejarah sebagai salah satu musim yang memiliki banyak varian acara. Ada kejutan, sisi kontroversi ke final dini dalam empat fase besar.

Yup, seperti komentar Richard Jolly di atas, panggung Liga Champions musim ini menghadirkan banyak catatan menarik. Bagaimana tidak, sejak fase kualifikasi, babak grup dan knock-out, publik pecinta sepak bola disuguhi beragam hal atraktif.

Hebatnya, hal itu terus terjadi dan konsisten sampai babak perempat final, yang dianggap sebagai puncak dari segala macam hal berbau kejutan. Bagaimana tidak, tim-tim unggulan, setidaknya dianggap unggulan, justru bertumbangan.

Laku perempat final memang memantik atensi tersendiri. Deretan klub-klub yang dianggap ideal hadir di sana. Mereka adalah sederet tim papan atas Eropa yang memiliki kualitas pemain di atas rata-rata. Sebut saja seperti Juventus, Barcelona, Liverpool, Manchester City, dan meski masih 'dianggap bangkit', Manchester United.

Komposisi delapan besar tersebut dianggap ideal. Sebelum kick-off perempat final, prediksi yang beredar nyaris sama dalam hal menebak komposisi di semifinal. Prakiraan tersebut tertuju pada kehadiran Barcelona, Liverpool, Juventus dan Manchester City.

Dua nama pertama menjadi para penebak menuju realitas ketika leg 1 selesai. Barcelona membungkam Manchester United di Old Trafford, sementara itu Liverpool menaklukkan FC Porto dengan skor 2-0, di Anfield.

Sayang, modal dua nama terakhir, Juventus dan Manchester City, tak maksikmal di Liga Champions, ketika menuju rumah sendiri. Juventus ditahan imbang oleh Ajax, sedangkan Manchester City justru terjungkal di kandang Tottenham Hotspur (0-1).

Baca juga : Prediksi Chelsea Vs Slavia Praha 19 April 2019

Nasib Tim Unggulan Alhasil, sebagian besar mata penggemar sepak bola tertuju kepada aksi Juventus dan Manchester City. Hal yang sesuai prediksi, karena Barcelona dan Liverpool memang mulus melenggang, bahkan dengan meningkatkan dominasi mereka.

Lionel Messi dkk membuat Manchester United semakin terpuruk di Camp Nou. Dua gol Lionel Messi dan satu gol persembahan Philippe Coutinho, membuat Barcelona unggul agregat 4-0 atas Paul Pogba dkk.

Kondisi itu berbanding terbalik dengan sang rival abadi Manchester United, Liverpool. Bermain di markas FC Porto, Liverpool justru tampil tanpa beban. Aliran bola lebih mengalir deras ke jantung pertahanan FC Porto, dan anak-anak Jurgen Klopp berhasil memanfaatkan peluang set-piece.

Kombinasi tersebut memberi empat gol, yang dibagi rata Sadio Mane, Mohamed Salah, Virgil Van Dijk dan Roberto Firmino. Kemenangan tersebut membuat agregat 6-0, sekaligus menunjukkan kualitas luar biasa dari Liverpool.

Sayang, pada segmen selanjutnya, yakni babak semifinal, dua tim raksasa tersebut bakal saling beradu taring. Yup, final kepagian, itulah frasa yang tepat untuk menggambarkan perjumpaan Barcelona kontra Liverpool di babak semifinal.

Deskripsi model apapun tetap tak bisa mengelakkan status panggung final di semifinal. Kualitas permainan, terutama dari sisi permainan agresif, dari kedua tim layak dipertemukan di laga pamungkas

Barcelona dan Liverpool Apalagi, saat ini Barcelona dan Liverpool adalah dua di antara properti panas di zona Eropa. Liverpool tengah berburu gelar kali pertama dalam dua dekade terakhir di pentas Premier League. Sementara itu, Barcelona adalah penguasa La Liga, yang tinggal membutuhkan angka tak sampai dobel digit agar bisa menambah koleksi trofi jawara domestik.

Semakin rumit ketika membedah kekuatan Barcelona dan Liverpool. Nyaris tak ada ruang yang menyebut keberadaan titik lemah, setidaknya berlatar dua penampilan pada fase perempat final.

Barcelona dan Liverpool memiliki tipikal penyerangan yang sama, yakni mengandalkan ketajaman trisula. Jika Liverpool punya Mohamed Salah, Roberto Firmino dan Sadio Mane, Barcelona sudah paten pada diri Lionel Messi, Luis Suarez, dan ini yang berbahaya, banyak kombinasi untuk satu orang lagi yang selalu langsung nyetel, meski biasanya diperuntukkan bagi Philippe Coutinho.

Perang di lapangan semakin lengkap, karena Barcelona dan Liverpool memiliki sosok dua pelatih yang sama-sama haus gelar di pentas Liga Champions. Ernesto Valverde (Barcelona) dan Jurgen Klopp (Liverpool), selalu penasaran dengan kans mengangkat trofi jawara turnamen paling bergengsi antarklub se-Eropa tersebut.

Catatan khusus tertuju kepada Klopp. Pelatih yang lama berkarier di Jerman tersebut nyaris menggapai impiannya tahun lalu. Kegagalan itu pula yang membuat Klopp punya ambisi besar menyempurnakan tujuan yang tertunda itu.

Namun, perjalanan Klopp tak akan muda. Tugas untuk melewati Ernesto Valverde bukan perkara mudah. Apalagi selalu bentrok budaya sepak bola antara Spanyol dan Inggris.

Tottenham Hotspur dan Ajax Kalaupun Klopp lolos dari adangan Barcelona, menaklukkan satu di antara Tottenham Hotspur atau Ajax Amsterdam, juga bukan hal gampang. Dua underdog tersebut muncul sebagai bukti idiom 'bola itu bulat' masih berlaku.

Panggung kejutan terbesar ada di dua klub tersebut. Ajax Amsterdam menjadi pembuat petir kejutan pertama kala menyingkirkan Juventus. Klub terakhir punya target besar musim ini, terutama setelah mendatangkan Cristiano Ronaldo ke Turin.

Nama Cristiano Ronaldo memang moncer, dan terbukti dengan dua gol pada dua pertemuan kontra Ajax Amssterdam. Sayang, ia seperti bermain sendiri, sehingga membuat kolektivitas ala Ajax Amsterdam menaklukkan nama besar Juventus.

Tidak tanggung-tanggung, tamparan keras bagi sang penguasa Liga Italia Serie A tersebut justru terjadi di rumah sendiri, Juventus Stadium. Kali ini, semua pihak mengangkat trofi penanda apresiasi terhadap apa yang diperlihatkan Erik ten Hag, sang juru taktik Ajax Amsterdam.

Ia dianggap berhasil mengeksploitasi keunggulan spirit anak-anak muda Der Amsterdammers, yang berujung semangat pantang menyerah. Mereka tak grogi ketika Cristiano Ronaldo mencetak gol terlebih dulu.

Kombinasi menawan yang dipadu kreativitas bermain di lapangan, menjadi senjata andalan bagi Frenkie De Jong, Lasse Schone, Dusan Tadic, David Neres, Hakim Ziyech dan Donny van de Beek. Kemampuan Erik ten Hag dalam meramu kombinasi pemain muda dan senior, layak mendapat acungan jempol.

Erik ten Hag berhasil membuat transformasi Ajax, dari klub yang musim lalu berantakan di Eropa, menjadi lebih teratur. Apalagi, konsistensi mereka semakin kentara taktkala sekarang menjadi pemimpin klasemen sementara Eredivisie, dan bersaing ketat dengan PSV Eindhoven.

Walhasil, perjalanan Ajax yang spektakuler juga bakal mendapat lawan sepadan, yakni Tottenham Hotspur. Pertemuan Ajax dan Tottenham Hotspur di empat besar memberikan banyak pesan. Memang, kedua tim tak memiliki basis massa yang besar, tak seperti Barcelona dan Liverpool, namun cara mereka melangkah ke semifinal sudah memberi gambaran tentang kualitas kolektivitas.

Bagaimana Final? Yup, Tottenham Hotspur dan Ajax tak butuh nama besar yang terlalu dominan. Mereka justru mengandalkan taktik yang berujung pada kreasi dan solid. Itu pula yang diperlihatkan The Spurs kala membungkam Manchester City.

Laga tersebut memang menjadi perbincangan hangat, terutama terhadap dua kejadian, yakni gol Fernando Llorente dan status off-side Sergio Aguero, yang membuat wasit menganulir gol 'kemenangan' dari Raheem Sterling.

Namun, keputusan wasit dengan menggunakan teknologi bantuan (VAR), membuat langkah Spurs ke semifinal berstatus sah. Manajer Manchester City, Pep Guardiola, boleh saja emosi dan melancarkan protes saat konferensi pers. Namun, harus diakui kualitas permainan mereka, yang berlaga tanpa bomber Harry Kane, menjadi mahfum.

Kini, publik bakal menyaksikan dua laga semifinal yang sudah bisa ditebak status pemenangnya, yakni si raksasa dan si pembunuh raksasa. Well, pertemuan mereka di laga final sudah pasti bakal memberi dua nuansa juga, yakni tim unggulan yang mulus atau petir menyambar dari tim kejutan.

Babak I Liverpool vs Chelsea Belum Gol

0

Prediksimafiabola.com - Pertandingan Yang sangat sengit antara Liverpool vs Chelsea.Duel Liverpool vs Chelsea terasa sengit di babak pertama. Hingga 45 menit, tidak ada gol yang dibuat di Anfield. Skornya masih 0-0.

Dalam laga yang dilangsungkan Minggu (14/4/2019) malam WIB, peluang pertama dibuat Liverpool di menit enam. Sadio Mane yang mendapat bola di sisi kanan pertahanan Chelsea mengirim umpan silang ke kotak penalti. Mohamed Salah ada di sana dan melepaskan tendangan first time dengan kaki kiri saat menyambutnya. Bola lebih dulu memantul di tanah sehingga Kepa Arrizabalaga bisa mudah mengamankannya.

Di depan pendukungnya sendiri, Liverpool dominan pada beberapa menit awal laga. The Reds menekan sejak dari pertahanan Chelsea, yang membuat tim tamu kerap kehilangan bola di wilayahnya sendiri.

Peluang pertama Chelsea baru datang di menit 19. Mendapat bola di dalam kotak penalti, Eden Hazard meliuk-liuk mencoba melewati bek lawan. Upayanya berakhir dengan tendangan mendatar yang mudah ditangkap Alisson Becker.

Salah memantulkan bola yang dia terima di dalam kotak penalti pada Jordan Henderson di menit 25. Sang kapten menyambutnya dengan melepaskan tendangan keras, namun membentur kaki David Luiz. Bola yang melambung liar nyaris masuk ke gawang.

Lima menit berselang serangan balik cepat yang dilakukan Chelsea nyaris menjadi gol. Willian berhasil mengejar bola dari tengah lapangan dan menusuk masuk mendekati kotak penalti. Di sana dia berhasil menciptakan ruang tembak di antara dua bek Liverpool, tapi akurasi tendangannya sangat buruk. Si kulit bundar melenceng beberap meter dari sasaran.

Baca juga : Jurnalis Jadi Lawan Liperpol

Peluang Liverpool berikutnya datang di menit 39. Di tengah lapangan Roberto Firmino mengirim bola ke Salah yang berlari menyusur sisi kanan lapangan. Pemain depan Mesir itu kemudian melepaskan umpan mendatar ke kotak penalti di mana Mane berada. Sepakan keras Mane tipis luput dari sasaran.

Itu menjadi peluang terakhir yang tercipta di babak pertama. Tidak ada gol tercipta, Liverpool vs Chelsea masih 0-0.

Susunan Pemain

LIVERPOOL: Alisson; Trent Alexander-Arnold, Joel Matip, Virgil van Dijk, Andy Robertson; Jordan Henderson (c), Fabinho, Naby Keita; Mohamed Salah, Roberto Firmino, Sadio Mane.

CHELSEA: Kepa Arrizabalaga; Cesar Azpilicueta (c), Antonio Rudiger, David Luiz, Emerson Palmieri; N'Golo Kante, Jorginho, Ruben Loftus-Cheek; Willian, Eden Hazard, Callum Hudson-Odoi. (din/cas)