Press "Enter" to skip to content

Posts tagged as “berita mu”

MU Imbang Solskjaer Komplain Mengenai Bola dan Cuaca

0

Prediksimafiabola.com - Manchester United bermain imbang dengan Club Brugge dalam leg awal 32 besar Liga Europa 2019/ 20, Jumat( 21/ 2/ 2020). Menyambangi Jan Breydel Stadium, Manchester United cuma bermain imbang 1- 1.

Pertandingan itu jelas tidak mudah bagi Setan Merah. Ole Gunnar Solskjaer sedikit merombak skuad dengan menurunkan formasi 3-4-2-1. Perubahan ini sedikit berisiko, khususnya di babak pertama.

Terbukti, pemain-pemain Manchester United sempat kesulitan di awal pertandingan dan akhirnya kebobolan terlebih dahulu. Beruntung Anthony Martial bisa menyamakan kedudukan di menit ke-36, yang setidaknya menyelamatkan harga diri Manchester United

Masalah Manchester United kembali terlihat dalam pertandingan ini. Mereka tidak bisa menjalankan transisi dengan baik saat menyerang dan tampak ceroboh saat bertahan. Solskjaer tahu timnya tidak tampil maksimal, tapi dia merasa pengaruh eksternal juga besar.

"Pertandingan ini menjadi berat melawan tim yang bermain sangat rapi dalam kondisi sulit. Jadi saya tidak yakin ini adalah pertandingan terbaik yang pernah ada," ujar Solskjaer kepada Metro.

"Kami sedikit ceroboh, tapi kondisi di lapangan dan kondisi bola membuatnya lebih sulit. Saya kira jika Anda bertanya kepada pemain mana pun, dua masalah itu jelas tidak membantu," lanjut manajer Manchester United itu.

Keluhan Solskjaer

Solskjaer mengeluhkan bola baru yang digunakan UEFA begitu memasuki fase gugur Liga Europa musim ini. Dia yakin tidak hanya Manchester United yang merasa sulit mengontrol bola yang menurutnya terlalu liar dan mudah memantul.

Baca juga : Prediksi Ludogorets Razgrad Vs Inter Milan

"Bola itu berbeda dan sulit dimainkan. Coba saja," ujar Solskjaer.

"Tentu saja masalahnya sama untuk kedua tim, tapi kondisi ini tidak bagus, angin dan hujan ini. Bagaimanapun, kedua tim mencetak gol aneh. Jadi kedua tim memang kurang berkonsentrasi," tutupnya.

Solskjaer boleh jadi menyalahkan bola yang membuat Manchester United sulit bermain, tapi pelatih Club Brugge, Philippe Clement, tidak sepakat dengan lawannya.

"Kami mendapatkan bola itu dari UEFA, jadi itu bukan bola kami. Bola yang sama digunakan pada pertandingan Liga Europa lainnya, jadi saya tidak melihat adanya masalah," tegas Clement.

Sumber: Metro

Jose Mourinho Tidak Akui Perna Negosiasi Dengan Arsenal

0

Prediksimafiabola.com - Jose Mourinho membantah kabar gosip bahwa ia telah mengadakan pembicaraan dengan usulan Arsenal sebelum akhirnya diterima Tottenham. Spurs manager pekan lalu, Mourinho bernama Mauricio Pochettino menggantikan beberapa jam sebelum dipecat. Angka untuk Portugal menyusut selama tiga setengah musim.

Sepekan berselang, kabar pemecatan pelatih kembali datang dari London Utara. Kini giliran Arsenal yang melengserkan Unai Emery dari kursi manajer. Posisinya untuk sementara digantikan Fredrik Ljungberg.

Penegasan Mourinho Sempat muncul kabar yang menyebut bahwa sebelum menerima pekerjaan di Spurs, Mourinho sempat ditawari Arsenal untuk menggantikan Emery. Namun kini Mourinho membantahnya.

"Tidak. Tidak. Tentu saja saya tak pernah membantahnya karena saya tak pernah membantah sesuatu," ujar Mourinho seperti dikutip Goal International.

"Namun ketika saya membaca bahwa saya bertemu Mr Raul Sanllehi [petinggi Arsenal], itu tidak benar," tegas Mourinho.

Baca juga : Liverpool Semakin Tidak Bisa Dikalahkan

Soal Pochettino ke Arsenal Lebih lanjut, Mourinho juga menyatakan tak terlalu mengurusi isu Pochettino bakal menjadi pengganti Emery di Arsenal. Bagi Mourinho, siapa saja manajer Arsenal, ia tetap siap melawan mereka.

"Saya tak pernah menghadapi Pochettino dalam hidup saya. Tak pernah. Manchester United melawan Tottenham, ya, Tottenham melawan Chelsea, ya, tapi tak pernah saya menghadapi Pochettino," tutur Mourinho.

"Jadi jika ia pergi ke Arsenal, jika dia pergi ke klub mana pun, maka tak akan pernah menjadi saya melawan dia. Saya akan melawan klub tersebut," tukasnya.

Jose Mourinho Tunjukan Kualitas Pengalamannya

0

Prediksimafiabola.com - Jose Mourinho sekali lagi membuktikan kualitasnya sebagai pelatih top dengan segudang pengalaman. Teranyar, dia membawa Tottenham mengalahkan Olympiakos 4-2 pada laga kandang pertamanya di Liga Champions, Rabu (27/11/2019).

Mourinho ingin menegaskan sesuatu. Momen paling sulit pada pertandingan itu bukanlah melihat timnya tertinggal dua gol, melainkan keputusannya menarik keluar Eric Dier di babak pertama. Mourinho tahu perlakuan itu tidak layak diterima pemain mana pun.

Kala itu, Spurs tertinggal 2-0 dan harus mengejar ketinggalan. Mourinho mengorbankan Dier demi memainkan gelandang kreatif lainnya, Christian Eriksen.

"Saya melukai hati sang pemain [Dier] tetapi saya pun melukai drii sendiri. Itu tidak mudah bagi pemain, juga tidak mudah untuk saya," kata Mourinho.

Ucapan itu saja sudah membuktikan manajemen manusia ala Mou, pergantian pemain itu menjelaskan lebih banyak. Baca selengkapnya di bawah ini ya, Bolaneters!

Harus Bermain Mourinho tampaknya sudah belajar dari kegagalannya bersama Manchester United dahulu, yakni bahwa lidah pedas tidak selalu berujung manis. Dia mengaku ingin bersikap lebih rendah hati sebagai pelatih Spur sekarang.

Sosok 56 tahun ini berulang kali berkata "ini bukan tentang saya" tapi tentang para pemain. Biar begitu, khusus setelah comeback kontra Olympiakos itu, Mou tidak menyangkal keputusannya di tengah pertandingan alias in-game management telah mengubah pertandingan.

"Ini adalah salah satu pertandingan yang memaksa saya bermain, Anda tahu? Ada sejumlah pertandingan yang sudah Anda mainkan sebelum dimulai dalam cara Anda mempersiapkan tim," sambung Mou.

"Anda bekerja keras, berlatih, mempersiapkan diri, lalu ketika pertandingan dimulai, aksi Anda selama laga tidak terlalu penting. Di pertandingan lainnya, Anda harus bermain, dan saya harus bermain pada laga ini."

Perubahan Cepat Menarik pemain di pertengahan babak pertama umumnya hanya terjadi karena dua hal, entah karena cedera atau karena pemain itu bermain buruk. Kali ini, Mou menarik Dier bukan untuk alasan-alasan tersebut.

Pelatih lain mungkin bakal menunggu lebih lama untuk mengganti taktik, tapi Mou tidak demikian. Dia tidak membuang waktu, segera mencari cara untuk kembali ke pertandingan.

Dier keluar, Eriksen masuk. Hasilnya? Tottenham bisa mencetak satu gol balasan lewat Dele Alli di ujung babak pertama, momentum berubah.

Baca Juga : Zinedine Zidane Di Anggap Bercanda Karena Tertarik Pada Mbappe

Keberanian Mou "Ini tentang kebutuhan tim. Saya merasa, pada momen itu, satu gelandang box-to-box sudah cukup. Saya kira saya membutuhkan pemain kreatif lainnya. Pemain yang bisa bermain dengan Alli pada segitiga itu," lanjut Mou.

"Segitiga terbuka, seperti yang biasa saya sebut, bukan dengan segitiga tertutup seperti yang dibentuk dengan Dier dan Harry Winks."

Keputusan ini tidak benar-benar baru dan genius, tapi Mou patut diapresiasi karena memutuskannya dengan segera. Mou tahu timnya kurang maksimal dan berani membuat keputusan berisiko.

Berbeda dengan Poch Jika dibandingkan dengan mantan pelatih Tottenham, Mauricio Pochettino, Mou jelas berbeda. In-game management Poch sering dikritik, dia dicintai suporter, tapi terkadang keputusannya tidak bisa dipahami.

Mou sebaliknya. Mungkin dia belum benar-benar dicintai fans Spurs, tapi setidaknya fans bisa memahami keputusan-keputusan Mou di sempadan lapangan.

Jose Mourinho Dikatakan Menjilat Ludah Sendiri

0

Prediksimafiabola.com - Keputusan Jose Mourinho untuk menerima proposal sebagai pelatih Tottenham tidak berbeda untuk menjilat ludah sendiri. Oleh karena itu, pada tahun 2015 dan kemudian Mourinho Jangan pernah bilang tidak pernah melatih Tottenham.

Jose Mourinho resmi menjadi pelatih baru Tottenham sejak Rabu (20/11/2019) kemarin. Pria berusia 56 tahun mendapat kontrak berdurasi tiga setengah tahun. Mourinho bakal berada di London Utara hingga 2023.

Mourinho menggantikan peran Mauricio Poctehttino, yang dipecat kurang dari 12 jam sebelum dia dilantik. Pochettino mulai melatih Tottenham sejak 2014 dan mampu membawa klub lolos ke final Liga Champions musim lalu.

Tottenham menjadi klub ketiga yang pernah dilatih Mourinho. Sebelumnya, pelatih dengan julukan 'the Special One' tersebut pernah menjadi juru taktik bagi Chelsea dan Manchester United.

Mourinho: Saya Tidak Akan Melatih Tottenham Semua bermula dari final Piala Liga Inggris [kini disebut Carabao Cup] edisi 2015 silam. Saat itu, Chelsea berjumpa Tottenham. Jose Mourinho berada di kubu Chelsea dengan jabatan sebagai manajer.

Chelsea menang dengan skor 2-0 pada laga di Wembley. Dua gol The Blues dicetak John Terry dan Diego Costa. Saat itu, Tottenham sudah dilatih Pochettino. The Lily White harus mengakui keunggulan Chelsea.

"Saya tidak akan pernah melatih Tottenham. Saya terlalu cinta pada para penggemar Chelsea," ucap Mourinho usai pertandingan final Piala Liga Inggris.

Baca juga : Akankah Harry Kane Pindah Karena Jose Mourinho

Pernyataan Mourinho tersebut sangat kontras dengan yang terjadi pada 2019 ini. Mourinho menerima kontrak sebagai pelatih Tottenham dan memuji klub. "Saya senang bisa bergabung dengan klub yang memiliki warisan yang bagus dan suporter yang sangat bersemangat," kata Mourinho.

Pernah Tolak Tottenham Di masa lalu, Tottenham sebenarnya sudah pernah mendekati Mourinho. Tepatnya pada 2007. Namun, saat itu Mourinho menolak pindah ke London Utara. Sebab, dia begitu cinta dengan klub London Barat yakni Chelsea.

"Saya tidak ingin bekerja di Inggris selama dua tahun ke depan," ucap Mourinho, yang kemudian memilih untuk melatih Inter Milan.

Dahulu, hubungan Mourinho dengan Chelsea memang begitu mesra. Namun, sejak berpisah dengan klub pada 2015 lalu, Mourinho punya hubungan buruk dengan Chelsea. Dia juga tidak lagi punya koneksi spesial dengan fans The Blues.

Paul Pogba Masih Menjalani Cedera

0

Prediksimafiabola.com - Mereka gelandang Paul Pogba Manchester United, yang masih belum pulih dari cedera. Oleh karena itu, manajer Ole Gunnar Solskjaer tidak ingin kepala ke pemain Bawah.

Pemain Prancis itu menepi karena cedera engkel sejak 30 September 2019 atau sudah absen selama 1,5 bulan. Selama ditinggal Paul Pogb, penampilan MU tak stabil, alias naik turun.

Efek kehilangan Pogba paling terlihat saat melihat tabel klasemen Premier League 2019-2020. Manchester United sempat tercecer ke urutan ke-11, meski kini bercokol di posisi ketujuh.

Pogba dikabarkan segera kembali setelah melepas gips pada engkelnya beberapa hari lalu. Perkembangan kondisi Pogba tersebut disambut gembira fans yang berharap Pogba bisa kembali merumput di lini tengah Setan Merah.

Solskjaer harus mengambil keputusan resmi tentang kemungkinan Paul Pogba kembali ke skuat sebelum pertandingan melawan Sheffield United pekan depan.

Fakta yang sulit dibantah, Manchester United butuh kemampuan Paul Pogba untuk mengontrol dan mendominasi permainan. Namun, pertanyaannya bagaimana dan di mana posisi yang tepat untuk Pogba?

Berikut ini tiga alternatif taktik yang bisa dipilih Solskjaer untuk mengakomodasi Paul Pogba

Gantikan McTominay yang Cedera Alternatif pertama akan sangat simpel jika MU mendapat kabar buruk. Apakah itu? Yaitu jika McTominay tidak bisa bermain karena cedera engkel yang diperolehnya pada pekan lalu belum pulih.

Solskjaer mengatakan cedera itu akan memaksa McTominay menepi selama dua pekan, bahkan bisa terancam membuatnya absen delapan pekan.

Jika sampai absen panjang, tentu saja menjadi pukulan besar bagi MU. McTominay tampil cukup apik musim ini, dengan menggantikan peran Ander Herrera di lini tengah Setan Merah.

Baca juga : Menurut William Masih Ronaldinho Pemain Terbaik Sampai Sekarang

Paul Pogba tipe pemain yang berbeda dengan McTominay, tak punya energi sebesar McTominay dalam berlari cepat. Tapi, pemain Prancis itu memiliki jangkauan umpan yang lebih luas dan visi lebih baik dalam membuka pertahanan lawan.

Pogba akan dengan mudah menempatkan diri di sebelah Fred saat melawan Sheffield United pada pertandingan pertamanya setelah comeback.

Geser Andreas Pereira Solskjaer masih punya kepercayaan besar terhadap Andreas Pereira, dengan memberikan banyak kesempatan di berbagai posisi, untuk mengisi kekosongan di lini tengah MU.

Namun, apakah jika semua pemain fit Pereira layak mendapat tempat di lini tengah tim utama Manchester United?

Meskipun menyumbang gol saat melawan Brighton, Minggu (10/11/2019), jawabannya mungkin tidak. Fred dan McTominay telah membangun kerja sama cukup apik di lini tengah MU. Pogba terlihat menjanjikan jika diberi peran lebih dengan bermain di depan mereka.

Solskjaer lebih suka memberikan posisi lebih ke dalam untuk Pogba sejauh ini. Namun, penampilan terbaik Pogba kerapkali datang dalam formasi 4-33, ketika dia mendapat ruang untuk lebih berkreasi. Fans MU tampaknya bakal bergairah mendapat kesempatan melihat formasi itu lagi.

Berdampingan dengan McTominay Jika McTominay bisa bermain pada pekan depan dan Pogba juga sudah comeback, tetap ada peluang menurunkan kedua gelangdang secara bersamaan di posisi yang lebih dalam.

Namun pilihan taktik itu akan berefek negatif buat Fred. Solskjaer mau tak mau harus memarkirnya di bangku cadangan.

Pemain asal Brasil tersebut tak diragukan berhak tetap mendapatkan tempat di lini tengah, dan terlihat belakangan bermain lebih percaya diri.

Namun, MU belum pernah menurunkan Fred, Pogbam dan McTominay secara bersamaan musim ini. Salah satu dari Pereira, Juan Mata, atau Jesse Lingard selalu dilibatkan sebagai pemain Nomor 10. Jadi, jangan kaget jika taktik seperti itu muncul lagi.

Gunnar Solskjaer Di Juluki Anti Klopp

0

Prediksimafiabola.com - Ole Gunnar Solskjaer menjadi sosok 'Anti-Klopp'. Karena, dari dua pertemuan yang telah digelar, manajer Manchester United selalu mampu melawan hegemoni Jurgen Klopp dengan Liverpool.

Duel terbaru antara Solskjaer dan Klopp baru saja usai digelar. Laga Manchester United vs Liverpool digelar pada Minggu (20/10/2019) malam WIB di Old Trafford. Kedua tim berbagi angka dengan skor imbang 1-1. Manchester United unggul lebih dulu pada menit 36 lewat aksi Marcus Rashford. Liverpool sempat membalas dari Sadio Mane, tetapi dianulir. The Reds akhirnya menyamakan skor pada menit ke-85 lewat Adam Lallana, sang pemain pengganti.

Imbang 1-1 merupakan hasil cukup bagus bagi United. Sebab, Liverpool berada dalam performa terbaiknya. The Reds selalu menang dalam 17 laga terakhir di Premier League. United menghentikan catatan rekor tersebut.

Catatan Pertemuan Solskjaer vs Jurgen Klopp Liverpool menang 3-1 atas Manchester United atas Manchester United di pertemuan pertama musim 2018/2019 lalu. Ketika itu, United masih diasuh oleh Jose Mourinho. Pria asal Portugal kemudian dipecat pasca kekalahan tersebut. Saat Liverpool kembali bersua United di musim 2018/2019 lalu, tepatnya pada 24 Februari 2019 di Old Trafford, Solskjaer sudah duduk di kursi manajer. Ketika itu, pria 46 tahun masih sebagai manajer interim.

Duel pertama Solskjaer vs Jurgen Klopp berakhir dengan skor imbang 0-0.

Berganti musim, Solskjaer masih tetap ampuh untuk meredam Jurgen Klopp. Di pertemuan terbaru, dia mampu membawa United bermain imbang 1-1 lawan Liverpool. Hasil yang cukup bagus menilik United tampil buruk dalam beberapa laga terakhirnya.

"Respon yang bagus dari anak-anak. Kami tahu bahwa kami punya tim yang bekerja untuk satu sama lain dan ada atmosfir yang bagus di sana. Mungkin ini akan memutarbalikkan musim," ucap Solskjaer.

Solskjaer juga melanjutkan tradisi bahwa Jurgen Klopp belum pernah menang saat membawa timnya berlaga di Old Trafford.

Kontroversi dan Dominasi Liverpool dari Catatan Statistik Laga Manchester United vs Liverpool diwarnai oleh sejumlah kontroversi. Salahnya adalah gol Marcus Rashford. Pihak Liverpool, dalam hal ini Jurgen Klopp, meyakini lebih dulu ada pelanggaran dari Vicktor Lindelof terhadap Divock Origi.

Baca juga : Unai Emery Hanya Ingin Bukti Arsenal Bukan Omongan

Wasit Martin Atkinson sudah melihat VAR, tetapi dia memutuskan tidak ada pelanggaran dan gol Rashford tetap sah. Jurgen Klopp kecewa dengan keputusan tersebut.

"Anda tak bisa selalu 100 persen yakin tapi tanpa VAR saya yakin 100 persen Atkinson akan meniupkan peluit tanda terjadinya pelanggaran," ucap Klopp dikutip dari BBC Sport.

Dari sisi statitisk, Liverpool unggul telak atas Manchester United. Jordan Henderson dan kolega menorehkan 10 tendangan dan menguasai 68 persen penguasaan bola. Akurasi umpan pemain Liverpool juga jauh lebih baik dibanding United, 85 persen.

Tanggung Jawab Anthony Martial Pada Jersey No 9

0

Prediksimafiabola.com - Anthony Martial sudah memahami tekanan yang sangat besar yang menghantuinya sebagai pengguna dari jersey nomor 9 di skuad Manchester United. Martial mengaku siap menyambut tantangan dan skor sebanyak mungkin.

Sebelumnya, Martial pernah mengenakan kostum striker tajam itu ketika pertama mendarat di MU. Namun, dia terpaksa menyerahkannya kepada Zlatan Ibrahimovic dan Romelu Lukaku yang dianggap masih lebih baik.

Kini dua striker itu sudah pergi, Martial punya kesempatan untuk sekali lagi jadi penyerang nomor 9, keputusan Ole Gunnar Solskjaer. Dia sudah memulai musim 2019/20 ini cukup baik, mencetak dua gol pada dua laga.

Sayangnya, cedera memaksa Martial menepi sejak 24 Agustus lalu.

Tanggung Jawab Nomor 9 Absennya Martial jelas membuat MU kesulitan, terlebih ketika Marcus Rashford juga absen. Kabarnya Martial siap bermain kala MU menjamu Liverpool, Minggu (20/10/2019) dini hari WIB nanti.

Jika benar kembali, Martial jelas akan membantu MU. Dia bisa memenuhi harapan untuk mencetak gol-gol penting.

"Sekarang, setelah saya mendapatkan kostum nomor 9 kembali, yang selalu dia [Ole Gunnar Solskjaer] katakan pada saya adalah bahwa saya punya tanggung jawab besar dan harus mencetak gol," buka Martial.

"Jadi, itulah yang sedang coba saya lakukan."

Baca juga : Berikut Beberapa Pemain Bola Kaki Paling Setia Pada Tim

Bikin Banyak Gol Selama membela MU, Martial pernah mencetak beberapa gol spektakuler yang terbilang indah. Meski demikian, dia mengaku lebih senang mencetak banyak gol biasa daripada hanya beberapa gol indah.

"Kita semua lebih suka gol indah, tetapi pada akhirnya gol tetaplah gol. Jadi, jika saya bisa mencetak 30 gol seperti yang saya lakukan ketika menjebol gawang Chelsea, saya akan menerima itu!" lanjut Martial.

"Saya kira saya cenderung mencetak gol yang cukup bagus, jadi apabila saya bisa mencetak lebih banyak gol seperti itu, ditambah dengan gol-gol spektakuler, saya akan menutup musim dengan total gol lebih banyak," tandasnya.

MU Kalah Dari West Ham Roy Keane Kaget dan Sedih

0

Prediksimafiabola.com - Manchester United Legenda Roy Keane kaget dan sangat sedih melihat kekalahan Setan Merah di tangan West Ham. Red Devils ke markas West Ham di Stadion London di matchday keenam Liga Premier, Minggu (22/09/2019). Setelah 90 menit, pasukan Ole Gunnar Solskjaer mengalahkan dengan skor 2-0

Gol pertama West Ham dicetak oleh Andiry Yarmolenko. Sementara itu gol kedua The Hammers diciptakan oleh Aaron Creswell.

MU juga sudah jatuh tertimpa tangga. Sebab penyerang mereka yakni Marcus Rashford mengalami cedera di babak kedua.

Kecaman Keane Dengan kekalahan itu, United sekarang hanya bisa menang dua kali saja dari enam pertandingan perdananya di Premier League musim 2019-20 ini. Hasil ini membuat Keane merasakan sesak di dadanya.

Ia juga mengatakan bahwa MU saat ini benar-benar turun kelas. Ia menyebut United sangat jauh dari kelas aslinya.

"Saya tidak tahu harus mulai dari mana," katanya. "Saya terkejut dan sedih dengan betapa buruknya mereka," Katanya.

"Anda bisa kalah di sebuah laga sepakbola tetapi segalanya tentang mereka ... mereka tidak bersemangat, tidak berkualitas, tidak memiliki keinginan, kurangnya pemimpin, kurangnya karakter," terangnya.

"Masih jauh untuk United tapi menakutkan seberapa jauh mereka telah jatuh," sambung Keane.

Baca Juga : Presiden AC Milan Ngomel Karena Dikalahkan Inter Milan

Tak Layak Keane kemudian mengkritik kelas dari para pemain United. Ia menyebut banyak pemain yang tak selayaknya bermain bagi klub sebesar Setan Merah.

"Saya sudah lama mengenal Ole - saya tahu ia marah, ia merasa jijik. Manajer dapat mendukung tim semau mereka, tetapi itulah yang mereka lakukan di lapangan. Kita berbicara tentang Man Utd di sini," ujarnya.

"Saya kembali ke dasar - tutup pergerakan lawan, lari - dan gol pertama merangkum [penampilan buruk] mereka saat ini. Mereka hampir menggantungkan topi mereka pada Dan James - pemain muda dari Swansea yang sedang mempelajari keahliannya," ketusnya.

"Saya akan kritis terhadap para pemain yang tidak menutup pergerakan lawan tetapi banyak dari pemain ini tidak cukup baik untuk Man Utd. Sesederhana itu," tegas Keane.

Manchester United sekarang berada di peringkat delapan klasemen sementara Premier League. Mereka mengoleksi delapan poin dari enam laga. Sementara itu West Ham naik ke posisi lima dengan koleksi 11 poin.

Sanchez Mungkin Akan Bangkin Karena Conte

0

Prediksimafiabola.com - Mantan pelatih Udinese, Francesco Guidolin memberikan pendapatnya tentang pemain baru Inter Milan Alexis Sanchez. Menurutnya, pemain Chili itu bisa bangkit kembali di Inter dengan bantuan Antonio Conte.

Sanchez mengalami periode yang sulit di Premier League bersama Manchester United. Mantan pemain Barcelona itu tidak mampu menunjukkan performa terbaiknya di Old Trafford.

Sanchez hanya berhasil mencetak lima gol dari 45 pertandingan di semua kompetisi bersama MU. Hal itu membuat Ole Gunnar Solskjaer memutuskan melepas Sanchez ke Inter dengan status pinjaman pada musim panas.

Conte sendiri memang sudah lama menginginkan Sanchez berada di timnya. Di bawah Conte, Guidolin yakin Sanchez bisa menemukan kembali permainan terbaiknya.

"Menurut pendapat saya, antara waktunya di Barcelona dan beberapa tahun pertama di Arsenal, Sanchez adalah salah satu dari sepuluh pemain top di dunia dan dengan Conte ia bisa kembali ke level itu," kata Guidolin.

Bisa Bantu Inter Guidolin tidak meragukan kemampuan yang dimiliki Sanchez. Pemain berusia 30 tahun itu diyakini bisa membantu Inter mencapai targetnya musim ini.

"Dia adalah pemain yang tidak dipunyai Inter selama ini karena dia adalah pemain yang sangat berbakat untuk bermain di antara garis," lanjutnya.

"Dia tahu bagaimana untuk mengalahkan maksudnya, tahu bagaimana berbicara dengan rekan satu timnya dan membantu mereka juga. Dia adalah pemain yang lengkap tetapi harus kembali ke performanya beberapa tahun yang lalu.

“Sanchez bisa melakukan segalanya, dia juga bermain di belakang dua striker atau bahkan bermain sebagai gelandang juga. Bagi saya 3-5-2 adalah sistem yang ideal untuknya.

Lautaro Martinez Berkembang Guidolin juga memberikan pendapatnya mengenai Lautaro Martinez. Striker asal Argentina itu diyakini sudah mengalami perkembangan yang sangat signifikan di Giuseppe Meazza.

“Saya juga suka Lautaro Martinez. Dia masih muda dan seperti Sanchez sepuluh tahun yang lalu, dia harus tumbuh, tetapi dia sudah banyak berkembang selama musim lalu," katanya.

Baca Juga : MU Mengalami Banyak Pemain Yang Cedera

Pemain Paling Mengejutkan Guidolin kemudian berbicara tentang pemain yang paling mengejutkannya musim ini di Inter.

"Saya akan mengatakan Stefano Sensi. Saya pikir, setelah mengikutinya dengan cermat, bahwa dia lebih dari sekedar wakil Brozovic dan itulah sebabnya Inter merekrutnya tetapi dengannya kita sudah melihat pengaruh yang sudah dilakukan oleh pelatih hebat seperti Conte," ujar Guidolin.

Perebutan Gelar Serie A Guidolin juga tidak lupa berbicara mengenai perebutan gelar Serie A musim ini. Menurutnya, scudetto akan diperebutkan Juventus, Napoli dan Inter.

“Jika saya harus mengatakan siapa yang tiga terdepan, saya akan mengatakan itu akan menjadi Juventus, Napoli dan Inter, tetapi apa pun bisa terjadi, kita baru di awal musim,” tandasnya.

Penampilan Rashford Buruk dan Diminta Belajar Dari Raheem Sterling

0

Prediksimafiabola.com - Penampilan Marcus Rashford saat ini tidak terlihat oke. Untuk itu, legenda Manchester United Roy Keane meminta Rashford untuk belajar dari rekan setimnya, Inggris, Raheem Sterling.

Sterling kembali tampil mengesankan pada musim ini. Mantan pemain Liverpool itu mencetak lima gol untuk Manchester City dalam empat pertandingan Premier League. Penampilan impresif Sterling juga berlanjut di pentas internasional. Ia mencetak gol saat Inggris menang 4-0 atas Bulgaria di pertandingan kualifikasi Euro 2020, Sabtu (07/08/19) di Wembley.

Sementara itu, situasi yang berbeda dialami Rashford. Ia sudah gagal mencetak gol untuk klubnya United sejak pertandingan pembuka Premier League musim ini.

Belajar dari Sterling Untuk mengatasi permasalahan yang dihadapi Rashford, Keane menyarankan pemain berusia 21 tahun itu agar belajar dari Sterling. Ia yakin pemain City itu bisa membantu memenuhi potensi Rashford.

"Kami mengatakan sebelum pertandingan dia mempengaruhi pertandingan selama beberapa tahun terakhir," kata Keane kepada ITV.

“Kami berbicara tentang Rashford, Rashford, terkadang contoh terbaik untuk pemain mana pun adalah salah satu rekan setim mereka.

“Rashford dapat belajar banyak dari Sterling, apakah berlatih dengannya atau mengamatinya dari jarak dekat.

"Itu pelajaran yang bagus dan mudah-mudahan dia mengambil tips yang kami lihat di babak kedua."

Baca Juga : Gary Neville Akan Terus Kritik Pogba

Peningkatan Sterling Mantan bek kanan Arsenal dan Inggris Lee Dixon juga menyoroti peningkatan Raheem Sterling selama beberapa tahun terakhir. Dixon menjelaskan bagaimana pemain 24 tahun itu sudah mengadaptasi permainannya untuk menyulitkan bek sayap lawan.

"Apa yang dia lakukan dari sudut pandang full-back adalah bahwa dia dulunya bisa diprediksi, karena dia terbiasa mendapatkan bola dan mencoba dan melakukan cut inside," kata Dixon.

“Dia bisa pergi ke dua arah sekarang dan dia juga mengikuti peluang dan melakukan crossing di tiang jauh.

“Dia adalah mimpi buruk buat full-back karena Anda tidak tahu apakah dia akan masuk atau menunggu kembali. Jadi anda tidak bisa

Cukup 15 Menit Buktikan Kualitas MU

0

Prediksimafiabola.com - Bek Manchester United Harry Maguire yakin permainan Setan Merah telah menunjukkan tanda-tanda positif meski hanya bermain imbang 1-1 dengan Southampton di minggu keempat Liga Premier 2019/20, Sabtu lalu (31/8/2019).

Hasil itu buruk bagi MU yang hanya mengoleksi lima poin dari empat laga sejauh ini. Kendati demikian, Maguire percaya MU sudah tampil cukup baik khususnya di 17 menit akhir pertandingan.

Kala itu, skor berada di angka 1-1 ketika Southampton terpaksa tampil dengan 10 pemain usai kartu merah Kevin Danso di menit ke-73. Merasa unggul, skuad MU tampil lebih baik dan berusaha mengejar gol kedua, yang sayangnya gagal.Kendati demikian, Maguire yakin perubahan performa itu sudah mengisyaratkan kekuatan MU.

Perubahan MU Pertama-tama, Maguire mengakui permainan MU tak maksimal pada sebagian besar pertandingan. Namun, perubahan di 15-20 menit akhir pertandingan itu sudah cukup membuktikan potensi skuad Setan Merah yang sebenarnya.

"Begitulah seharusnya kami bermain sepanjang pertandingan [seperti pada 15 menit akhir]. Anda bisa melihat kepercayaan diri para pemain ketika lawan kami bermain dengan 10 orang," tutur Maguire kepada Goal internasional.

"Para pemain tampak ingin mendapatkan bola, semua ingin menciptakan peluang. Kami tampil cukup baik pada 15 menit terakhir itu untuk mencetak gol."

Baca Juga : Lembaran Baru Bagi Eintracht Frankfurt

Lebih Mematikan Biar begitu, bukan berarti MU bisa bersantai. Tetap saja mereka gagal mencetak gol meski tampil impresif selama 15 menit. Maguire berharap permainan mereka bisa lebih mematikan usai jeda internasional nanti.

"Kami harus lebih mematikan. Kami menciptakan sejumlah peluang, sejumlah umpan silang, kami hanya perlu menuntaskan salah satunya. Kami akan terus bekerja keras, terus berkembang," tutupnya.

Untungnya, saat ini jeda internasional menginterupsi liga selama dua pekan. Waktu ini bisa dimanfaatkan Ole Gunnar Solskjaer untuk meningkatkan permainan timnya.